Banyaknya Nabi yang pria, dikarenakan mengajar merupakan sifat Macho, Yang, Pria. Pria cenderung memakai otak dan menjelaskan segala sesuatu berdasar logika dengan gamblang. Berlainan dengan wanita yang lebih banyak menggunakan rasa, Yin, Feminin. Wanita mempunyai sifat feminin, kasih. Mungkin wanita tidak banyak tahu mengenai teori kasih, tetapi selama 9 bulan dia praktek mengasihi janin yang berada dalam kandungannya. Menurut Guru, banyak wanita yang cerah, tetapi setelah mendapatkan pencerahan, cukuplah pencerahan bagi dirinya dan dia akan menari bersama Ilahi...
Arjuna adalah contoh pria sejati, 'lelananging jagad', pria dunia, tetapi sampai pencerahannya Sri Krishna harus bicara berjilid-jilid dalam Bhagavad Gita. Sebaliknya Sang ibu, Dewi Kunthi, bicara blak-blakan dengan Sri Krishna, "Krishna aku bodoh nggak punya pengetahuan, tetapi aku yakin, aku beriman kepada-Mu, Krishna tolong buatlah anak-anakku Pandawa dalam keadaan prihatin, karena pada waktu prihatin mereka akan ingat pada-Mu." Dewi Kunthi cerah dengan tidak perlu mempelajari buku-buku spirituaL...
Para leluhur kita paham bahwa banyak duda yang ingin beristri lagi, sedangkan janda bisa hidup sendirian. Sudah seWAJARnya janda yang mau dipersunting duda akan minta persyaratan tertentu...
Wanita dengan chromosom XX sudah merasa sempurna. Sebetulnya kesempurnaan bukanlah suatu benda. Kesempurnaan adalah perasaan, rasa.
Bila seseorang merasa sempurna, sempurnalah orang itu. Seorang pria merasa tidak sempurna, hingga suatu ketika ia menemukan sumber kehidupan, ke"feminin"an di dalam dirinya. Kemudian dia merasa sempurna dan tidak akan kawin lagi walau menduda. Kalau seorang pria mulai menggunakan rasa, apalagi nuraninya, dia tidak akan kawin lagi ketika ditinggal mati isterinya. Ada hubungan antara sifat feminin dengan rasa sempurna...
******bhavana*****
Sent from my ChaiyoBerry®
No comments:
Post a Comment
Monggo..
silahkan di isi komentarnya..
Siapapun boleh, en gak di gigit balik kok..