Monday, September 14, 2009

FW: Wong Fei Hung

 

 

 

Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong) Adalah Muslim (Ulama), Ahli Pengobatan,

Ahli Beladiri & Berasal Dari Keluarga Muslim

 

haiiyyaaa... .

 

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam

film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung

diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya

Wong Fei Hung?

 

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri

legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh

pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan

jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi

kekuasaan Komunis di China.

 

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari

keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek

Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan

dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-

kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

 

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan

tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu) .

Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton

(ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai

ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying

membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi

Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

 

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik

beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat

keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas

pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan

mengidolakan Keluarga Wong.

 

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal

dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau

begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan

sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu,

tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

 

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah

melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in

ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah

sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar

Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

 

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk

Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang

kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung

sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris.

Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan

dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah

seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan

pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

 

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir

mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang

kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta

bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang),

pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir

pendudukan Dinasti Ch’in.

 

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada

ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli

pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya

menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika

ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang

dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain

dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam

senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala

mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat

berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan

kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang

akan mereka peras.

 

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan.

Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia

Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal

dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan

untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang

perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian

menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar

beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

 

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina,

khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum

mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka.

Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan

dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong

Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal

sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan

Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal

ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi

teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.

 

haiiyyaaa... .

 

 

 

fwd dr temen gue doni...

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Monggo..
silahkan di isi komentarnya..
Siapapun boleh, en gak di gigit balik kok..