Friday, January 11, 2013

Berterimakasihlah kepada sang pencela

Berterima Kasih kepada Pencela
Hari Minggu kemarin ada salah satu follower di twitter yang menuduh saya sesat. Awalnya saya ingin membela diri dan membalas tuduhan itu dengan amarah, namun setelah saya baca kembali tweet yang sudah saya tulis, niat itu saya urungkan. Dalam tweet itu ada kesan seolah-olah saya mengajak seimbang antara perbuatan yang mendatangkan pahala dan dosa. Tentu saya berlindung dari hal yang demikian.

Dalam kehidupan, banyak orang yang lebih senang mendapat pujian daripada celaan termasuk saya. Namun sebenarnya, ada pujian yang menjerumuskan dan ada celaan yang menyelamatkan. Oleh karena itu, berterima kasihlah kepada yang sang pencela.

Orang yang mencela kita itu ibarat cermin ajaib. Ia yang memberitahu kelemahan kita. Ia yang menunjukkan kebodohan kita. Ia yang menyadarkan bahwa kita masih punya sisi buruk dan perlu berbenah. Sungguh sangat layak kita berucap terima kasih kepada yang telah mencela kita.

Terkadang kita juga tidak punya waktu merenungi diri sendiri. Orang yang mencela, menyediakan waktu untuk memperbaiki kita. Ia bersusah payah mencari kata agar ucapannya didengar dan diperhatikan oleh kita. Agar suara itu terdengar oleh kita terkadang ia meminta bantuan orang lain untuk sama-sama menghujat kita. Maka berterima kasihlah kepada orang yang telah rela menyediakan waktu untuk kita.

Bagaimana kalau ia mencela diri kita tanpa kita ketahui? Bersyukurlah karena itu akan mengurangi dosa kita. Bila dosa-dosa yang ada pada kita sudah habis karena ia cela dan ia tetap mencela maka kebaikan yang ia lakukan akan diberikan kepada kita. Ucapan terima kasih sangat layak diberikan kepada orang yang rela dan bersedia mengurangi dosa kita.

Berterima kasihlah kepada sang pencela namun jangan pernah kita menjadi pencela.
Jamil Azzaini
Salam SuksesMulia!

No comments:

Post a Comment

Monggo..
silahkan di isi komentarnya..
Siapapun boleh, en gak di gigit balik kok..